Laporan Pertemuan Rutin ke-10 「Statistik dan Perkembangan Populasi Warga Asing di Jepang」

Pada pertemuan rutin ke-10 mengenai riset , Pak Yoshiro Nabeshima selaku kepala riset dari platform ini sekaligus direktur utama dari PT CONVI, memaparkan mengenai bagaimana kondisi pekerja migran dicatat dalam berbagai statistik terkait orang asing yang dipublikasikan di Jepang.

■ Dalam statistik apa pekerja asing terdata didalamnya?

Di Jepang, keberadaan orang asing maupun pekerja asing terdata dalam empat jenis statistik:
“Sensus penduduk”, “Daftar pokok penduduk”, “Statistik Imigrasi dan Emigrasi”, dan “Statistik Ketenagakerjaan”.

Terkait sensei penduduk, pada pertemuan rutin ke-5, Prof. Toshio Mizuuchi dari Universitas metropolitan osaka menjelaskan secara rinci bahwa terdapat perbedaan besar dalam jenis izin tinggal dan kewarganegaraan orang asing yang terkonsentrasi di setiap daerah.

Selain itu, yang menarik dari data sensus penduduk adalah bahwa kita dapat melihat piramida penduduk berdasarkan kewarganegaraan. Dengan demikian , kita dapat memperkirakan kapan dan dengan latar belakang seperti aapa orang-orang dari kewarganegaraan tertentu masuk ke Jepang sebagai imigran dan menetap di Jepang.

■ Daftar pokok penduduk

Daftar pokok penduduk merupakan catatan perpindahan masuk dan keluar penduduk yang diumumkan oleh masing-masing pemerintah daerah sebagai data statistik. Secara keselurahan di Jepang, jumlah warga negara asing yang masuk lebih banyak daripada yang keluar. Namun, jika dilihat berdasarkan masing-masing pemerintah daerah, hanya Tokyo yang mengalami surplus perpindahan masuk. Bahkan jika dilihat dari tiga wilayah metropolitan utama, Osaka cenderung stabil, dan Nagoya mengalami surplus perpindahan keluar. Hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi populasi warga negara asing juga terpusat di Tokyo saja.

■ Statistik imigrasi dan emigrasi

Statistik ini, sebagaimana namanya, memuat data resmi tentang keluar masuknya warga negara asing ke Jepang atau dari Jepang. Jumlah kedatangan (masuk) jelas terus meningkat dalam dua dekade terakhir. Namun, jika kita melihat statistik keluar-masuk sejak era Meiji, terlihat bahwa kewarganegaraan orang-orang yang masuk bervariasi tergantung pada masanya. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan Jepang dengan negara-negara tertentu dan kebijakan Jepang mengenai tenaga kerja imigran saling berkaitan erat.

Meskipun penerapan sistem Tokutei Ginou (SSW) telah membuka peluang yang lebih luas untuk menerima imigran, Jepang masih belum secara tegas menyatakan menerima imigran asing, dan terlihat juga bawah penyesuaian antara kebutuhan dan pasokan tenaga kerja selama ini disesuikan melalui hubungan diplomatik dengan negara-negara tertentu.

■ Statistik kementerian kesehatan dan kesejahteraan dan kementerian pendidikan

Kementerian kesehatan dan kesejahteraan mengumpulkan data statistik mengenai para pekerja untuk dijadikan dasar dalam administrasi ketenagakerjaan, termasuk data pekerja berdasarkan kewarganegaraan. Karena data ini dihimpun berdasarkan sektor industri, kita dapat menilai dampak kebijakan pemerintah terkait warga negara asing terhadap masing-masing sektor industri.

Hal yang patut dicermati adalah bahwa sebelum sistem Tokutei Ginou (SSW) diperkenalkan, telah terjadi lonjakan besar dalam jumlah penduduk asing selama sepuluh tahun sebelumnya akibat revisi terhadap program Ginou Jisshuu (Magang). Namun sebelum pandemi COVID-19, pertumbuhan tersebut telah mencapai puncaknya. Sistem Tokutei Ginou (SSW) diperkenalkan tepat saat pandemi mulai, sehingga masih terlalu dini untuk menilai dampak kebijakannya secara akurat.

Sementara itu, kementerian pendidikan mengumpulkan data tentang pelajar asing. Namun jumlah pelajar asing yang datang ke Jepang belum pulih ke kondisi sebelum pandemi, dan terlihat bahwa minat untuk belajar di Jepang menurun setelah pandemi COVID-19. Terutama terlihat adanya stagnasi yang mencolok pada tingkat universitas dan senmon gakkou (Sekolah kejuruan).

■ Statistik Global

Terakhir, melalui statistik migrasi yang dikeluarkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), kita dapat melihat bahwa globalisasi tenaga kerja tengah berkembang pesat di seluruh dunia. Terutama, perpindahan tenaga kerja antarnegara maju terjadi dalam skala besar, menunjukkan bahwa dunia kini berada dalam situasi berbagi tenaga kerja, di mana sumber daya manusia memilih tempat kerja lintas batas negara.

Dalam konteks tersebut, Jepang masih mempertahankan struktur lama, yakni menerima tenaga kerja dari negara-negara berkembang. Ke depannya, perkembangan globalisasi pasar tenaga kerja di Jepang dan arah kebijakan yang akan diambil menjadi hal yang patut untuk dicermati.